Peta Wilayah Utama Kerajaan Majapahit |
Kata “Terracota”
berasal dari bahasa Italia terra cotta,
yang berarti bakaran tanah. Merujuk kepada obyek benda-benda yang terbuat dari
tanah liat yang dibakar. Budaya terracotta Majapahit terdiri dari berbagai
jenis artefak dari tanah liat yang diproduksi di era Kerajaan Majapahit yang
meliputi ornamental bangunan, patung, hiasan taman dan kuil, serta wadah dan
periuk untuk keperluan sehari-hari. Artefak-artefak
terracotta Majapahit yang ditemukan dari masa itu dibuat dengan cara dikeringkan
di bawah sinar matahari terlebih dahulu sebelum kemudian dibakar di dalam
tungku sederhana yang terbuka.
Seni terracotta penduduk Majapahit merupakan satu bidang pengetahuan sejarah yang
belum dipelajari dengan lebih mendalam oleh kebanyakan peneliti. Selama periode
waktu yang lama, budaya terracotta Majapahit kurang begitu diperhatikan jika
dibandingkan dengan hasil peninggalan seni Majapahit lainnya yang terbuat dari perunggu,
batu atau emas. Oleh sebab itu, banyak fragmen-fragmen terracotta yang
ditemukan di wilayah Trowulan oleh para petani yang sedang mengolah tanah maupun
oleh para pekerja bangunan dan jalan, kurang dihargai.
Terracota Gajahmina. Benda ini berfungsi sebagai meja sesaji / offering stand |
Adalah Sir Thomas Stamford Raffles, seorang Liutenant
Governor di Jawa pada tahun 1811 sampai 1815 yang pertama kali membangkitkan
perhatian masyarakat dunia terhadap sejarah purbakala Jawa. Melalui tulisannya
yang berjudul History of Java yang
dipublikasikan pada tahun 1817 dimana ia pertama kali mendiskusikan perihal
Majapahit, khasanah sejarah inipun kemudian menjadi banyak dipelajari oleh para
ilmuwan Belanda di akhir abad ke-19.
Di awal abad ke-20, seorang Regent untuk wilayah Mojokerto, R.A.A. Kromodjojo Adinegoro, mulai
memperhatikan masalah pelestarian budaya dan peninggalan sejarah dari Kerajaan
Majapahit di wilayahnya. Ia bersama dengan arsitek dan arkeolog Belanda, Henri
Maclaine Pont, kemudia mendirikan museum di dekat situs Majapahit dengan
dukungan dari Oudheidkundig Vereeniging
Majapahit (OVM – Majapahit Archeological Society) di tahun 1924. Sebagai pemimpin
pertama dari museum situs ini, Maclaine Pont telah membuka berbagai jalan untuk
studi lanjutan tentang Terracotta Majapahit.
Berdasarkan dari survey lapangannya, Maclaine Pont kemudian
berhasil menentukan lokasi utama dari situs Ibukota kuno Majapahit, serta
sketsa tentative mengenai bentuk kehidupan urban di pusat kerajaan tersebut. Kemudian,
W.F. Stuterheim, kepala biro arkeologi Netherlands East Indies (Pemerintah
Kolonial Hindia Belanda), menulis laporan yang dipublikasikan pada 1941 yang
membahas tentang hubungan arsitektur era Majapahit dengan Istana-istana di
Bali. Teorinya tersebut kemudian melahirkan Historiografi Jawa menjadi sebuah
bidang pengetahuan sejarah yang baru.
Artefak terracotta yang ditemukan oleh Maclaine Pont dan
Stutterheim sekarang disimpan di Museum Nasional Indonesia di Jakarta.
Tempat lilin dari terracota ini, digunakan sebagai penerangan di banyak rumah-rumah masyarakat era Majapahit |
Meskipun kurangnya riset mengenai terracotta majapahit,
ketertarikan masyarakat dunia terhadap seni terracotta majapahit semakin
meningkat, ditunjukkan dengan banyaknya jumlah permintaan, pameran, dan katalog
tentang hasil seni terracotta majapahit di pasar seni dunia. Contohnya bisa
ditemukan pada koleksi-koleksi di beberapa museum di dunia termasuk Museum
Trowulan Jawa Timur, Museum Nasional Jakarta, Rijksmuseum Amsterdam, Keramiekmuseum
Princessehof di Leeuwarden, Netherlands Museum, dan Metropolitan Museum of Art
di New York.
Sayangnya, kurangnya pengetahuan di bidang ini,
mengakibatkan masyarakat mudah tertipu oleh replica artefak palsu yang banyak
diproduksi oleh perajin di pedesaan sekitar Trowulan, Mojokerto sejak tahun
1950 an atau bahkan lebih awal lagi, untuk kemudian dijual di pasar seni di
area Trowulan, Surabaya dan Ibukota Jakarta dalam jumlah massal.
Artefak terracotta majapahit dibagi menjadi tiga kategori
besar berdasarkan dari segi kegunaannya yaitu, wadah dan perlengkapan rumah
tangga seperti mangkuk, kendi dan pot dengan berbagai bentuk dan ukuran.
Kemudian dekorasi arsitektur seperti ornament atap, tiruan kuil dan miniature
bangunan yang digunakan untuk hiasan taman. Serta kategori hiasan patung dalam
bentuk kepala dan dada figuran wanita yang digunakan sebagai pedestal atau
hiasan taman.
Patung hiasan taman ini digunakan sebagai penghias taman-taman kalangan masyarakat menengah atas di Era Majapahit. Menunjukkan salah satu trend fashion wanita pada masa itu. |
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut